Minggu, 25 April 2021

Nih Teknologi Hemat Bahan Bakar Blue Core Yamaha Mio M3 125

Baru-gres ini Yamaha Indonesia genjar melakukan promosi dimana-mana baik lewat majalah, banner dijalan, bahkan di televisi tentang varian terbarunya Yamaha Mio M3 125. Yang mempesona bahu-membahu bukan seri jenis motornya tetapi teknologi irit materi bakar yaitu "Blue Core" sehingg diklaim bisa meminimalisir materi bakar. Mengenal teknologi Blue Core pada motor matik terbaru Yamaha ini telah sebaiknya kita ketahui, intinya teknologi Blue Core ini bukan ialah suatu chip yang khusus untuk memprogram metode mesin dan CVT pada motor matik Yamaha. Melainkan, bahwa teknologi Blue Core ini ialah sebuah filosofi atau tata cara untuk memaksimalkan kinerja motor secara keseluruhan mulai dari mesin, bodi, sasis atau rangka, hingga transmisi. Seperti diketahui, Yamaha Mio M3 125 mempunyai berat mesin hanya 32,6 kg saja, sementara rangkanya di desian 30 persen lebih ringan. Sehingga berat kosong motor matik ini cuma 88 kg saja, cukup ringan bukan? Dengan mesin berkapasitas 125 cc untuk sekelas motor matik sanggup menciptakan tenaga lebih tangguh. Sebenarnya ada tiga kunci utama pada teknologi Blue Core ini sehingga bisa menghasilkan tenaga lebih berkembangdengan konsumsi materi bakar menjadi lebih hemat. Salah satunya ialah menciptakan bobot motor menjadi lebih ringan dengan mengganti desain sasis, serta mengubah unsur mesin dengan materi-materi yang lebih ringan. Dengan mengganti rancangan katup dan injector bahan bakar menciptakan proses pembakaran lebih tepat, maka emisi gas buang yang dihasilkan menjadi semakin sedikit sehingga lebih ramah lingkungan. Yamaha pun mendesain sirip pelepas panas lebih luas dan rapat, serta tata cara pendingin mesin yang memakai oli dan air kian disempurnakan tujuannya agar energy yang dihasilkan mesin tidak banyak yang terbuang menjadi energy panas. Filosofi teknologi Blue Core ini memiliki kemiripan dengan teknologi SkyActiv yang dimiliki oleh mobil Mazda 2 SkyActiv terbaru, ialah peningkatan Power-to-Weight Ratio (PWR). Dimana penilaian PWR ini dijumlah lewat perbandingan antara tenaga mesin dan bobot keseluruhan kendaraan. Sehingga semakin besar nilai PWR, maka akan makin baik pula performa dan efisiensi bahan bakar yang mau dihasilkan. Mio M3 dipacu konstan di atas mesin dynotest, hanya roda belakang yang berputar. Tali yang mengikat pegangan tangan penumpang belakang menganalogikan beban penumpang supaya terasa mirip penggunaan sehari-hari. Kecepatan “dikunci” 35 kpj sesuai rata-rata pemakaian harian.  Metode penghitungan, dengan kecepatan 35 kpj maka dalam sehari (24 jam) Mio M3 diumpamakan menjelajah sampai 840 km. Bila dikalikan sebulan (30 hari) Mio M3 menempuh 25.200 km. Yamaha menerangkan selama pengujian tangki bahan bakar Mio M3 yang berkapasitas 4,2 liter diisi empat kali sehari, dengan penghitungan 14 liter per hari. Total selama sebulan menghabiskan 420 liter. Bila dikalkulasikan total jarak tempuh 25.200 km dibagi total bahan bakar 420 liter, maka kemampuan efisiensi Mio M3 meraih 60 kpl. Mesin pertama milik YIMM berteknologi injeksi Blue Core ini lebih irit 50 persen dibanding generasi Mio sebelumnya yang masih memakai karburator.  Indikator Untuk membantu pengendara pada penggunaan positif, Mio M3 dilengkapi Indikator Eco pada penanda kecepatan. Dengan mengikuti isyarat “hemat” pengendara bisa meminimalisir  materi bakar hingga 60 persen.
Sumber http://teknovirtu.blogspot.com


EmoticonEmoticon